MSDS Asam Formiat HCOOH 0C Dan Pengeluaran Bahan Dan Kalium Komposisi Bahan

MSDS Asam Formiat HCOOH 0C Dan Pengeluaran Bahan Dan Kalium Komposisi Bahan


1. Penyimpanan dan penataan bahan kimia Flammable & Combustable

Cairan Bahan kimia flammable dan combustible diklasifikasi menurut titik bakar/nyala (flash point) dan titik didihnya (boiling point). Titik bakar dinyatakan sebagai suhu minimum cairan untuk menghasilkan uap yang cukup sehingga dapat terbakar ketika bercampur dengan udara.

Cairan flammable kelas I mempunyai titik bakar < 37,8 0C dan memiliki tekanan uap tidak melebihi 40 pon/inci2 pada 37,8 0C. Cairan flammable ini dibagi lagi ke dalam sub-klas yaitu :a. Kelas IA mempunyai titik bakar < 22,8 0C dan titik didih < 37,8 0C. Misalnya aerosol flammable. b. Kelas IB mempunyai titik bakar < 22,8 0C 37,8 0C.≥ dan titik didih 22,8 0C dan≥ c. Kelas IC mempunyai titik bakar < 37,8 0C, sedangkan titik didihnya tidak ditentukan.

Cairan combustible dikelompokkan ke dalam Kelas II dan III dengan
titik bakar 37,80 C. Cairan ini dibagi lagi ke dalam kelas sebagai berikut :≥ 37,8 0C tetapi≥ a. Kelas II : Cairan yang mempunyai titik bakar < 60,0 0C. 60,0 0C dan≥ b. Kelas III A : Cairan yang mempunyai titik bakar < 93,4 0C. 93,4 0C.≥ c. Kelas III B : Cairan yang mempunyai titik bakar Bahan kimia flammable dapat disimpan dengan bahan kimia combustible, asam organik combustible (misalnya asetat), pelarut non-flammable (metilklorida). Beberapa cairan flammable yang umumnya dijumpai diantaranya adalah asetaldehid, aseton,

heksana, toluen, ksilena, etanol. Secara umum penyimpanan cairan flammable di laboratorium adalah sebagai berikut :

a. Cairan flammable kelas I yang jumlahnya > 10 galon hingga 25 galon harus disimpan dalam wadah (cans) yang aman, sedangkan dari > 25 galon hingga 60 galon harus disimpan juga dalam cabinet.

b. Wadah dari gelas jangan digunakan untuk menyimpan cairan flammable. Pelarut dengan kualitas teknis harus disimpan dalam wadah logam.

c. Cairan flammable yang memerlukan kondisi dingin, hanya disimpan pada kulkas yang bertuliskan “Lab-Safe” atau “Flammable Storage Refrigerators”. Jangan sekali-kali menyimpan cairan flammable di dalam kulkas biasa.

d. Jauhkan bahan flammable dari oksidator.

e. Hindari penyimpanan cairan flammable dari panas, sengatan matahari langsung, sumber nyala atau api.

Bahan kimia padatan yang cepat terbakar karena gesekan, panas, ataupun reaktif terhadap air dan spontan terbakar dinamakan padatan flammable. Misalnya asam pikrat, kalsium karbida, fosfor pentaklorida, litium, dan kalium. Unsur litium (Li), kalium (K), dannatrium (Na) harus disimpan di dalam minyak tanah (kerosene) atau minyak mineral. Padatan flammable ini harus disimpan dalam cabinet flammable dan dijauhkan dari cairan flammble atau cairancombustible. Bila reaktif terhadap air, janganlah disimpan di bawah
bak cuci, dsb.

2. Penyimpanan dan penataan bahan kimia oksidator Bahan kimia yang termasuk oksidator adalah bahan kimia yang menunjang proses pembakaran dengan cara melepaskan oksigen atau bahan yang dapat mengoksidasi senyawa lain. Misalnya kalium

permanganate (KMnO4),feri klorida (FeCl3),natrium nitrat (NaNO3), hidrogen peroksida (H2O2). Bahan kimia oksidator harus dipisahkan dari bahan-bahan flammable dan combustible serta bahan kimia reduktor seperti seng (Zn), logam alkali (litium = Li, natrium = Na, kalium = K, rubidium = Rb) dan asam formiat (HCOOH). Jangan menyimpan pada wadah/tempat yang terbuat dari kayu juga jangan berdekatan dengan bahan lain yang mudah terbakar. Simpan pada tempat dingin dan kering.

3.Penyimpanan dan penataan bahan kimia beracun (toxic) Bahan kimia ini terdiri dari bahan beracun tinggi (highly toxic) dengan ciri memiliki oral rate LD50 (Lethal Dosis 50%) < 50 mg/kG, beracun (toxic) dengan oral rate LD50 50-100 mg/kG dan sebagaibahan kimia karsinogen (penyebab kanker). Tulisi wadah bahan kimia ini dengan kata “bahan beracun”. Simpan di dalam wadah yang tidak mudah pecah, dan tertutup rapat. 

4.Penyimpanan dan penataan bahan kimia sensitif cahaya Penyimpanan bahan kimia yang sensitif cahaya harus dipisahkan atas dasar tingkat kebahayaannya. Misalnya brom dengan
oksidator, arsen dengan senyawa beracun.

Beberapa contoh senyawa sensitif cahaya diantaranya adalah brom (Br2), garam merkuri, kalium ferosianida, K4[Fe(CN)6], natrium iodida (NaI) dll. Agar tidak terjadi penguraian, bahan kimia ini harus terhindar dari cahaya. Simpanlah bahan sensitif cahaya ini dalam botol berwarna coklat (amber bottle). Apabila botol penyimpan bahan kimia ini harus dibungkus dengan foil (kertas perak/timah), maka tuliskan label pada bagian luar botol tersebut.

4. Penyimpanan dan penataan Gas Terkompresi (Compressed Gases)

a. Pisahkan dan tandai mana tabung gas yang berisi dan mana yang kosong.

b. Amankan bagian atas dan bawah silinder dengan menggunakan rantai dan rak logam.

c. Atur regulator ketika gas dalam silider digunakan.

d.  Pasang tutup pentil ketika silinder tidak digunakan.

e. Jauhkan silinder dari sumber panas, bahan korosif bahan berasap maupun bahan mudah terbakar.

f. Pisahkan silinder yang satu dengan yang lainnya jika gas dari silinder satu dapat menimbulkan reaksi dengan gas dari silinder lain.

g. Gunakan lemari asap untuk mereaksikan gas yang diambil dari silinder.

h. Gunakan gerobak yang dilengkapi rantai ketika memindahkan silinder gas berukuran besar.

i. Jagalah sumbat katup jangan sampai lepas ketika menggeser- geserkan silinder, karena gas dalam silinder memiliki tekanan tinggi.

Seperti halnya pada pembahasan tentang penataan alat, pada penataan bahan kimia pun diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-masing bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan.

Comments

Popular posts from this blog

contact person

aplikasi pianika pc